Jumat, 22 April 2011

Satu dalam sajakku


Satu merenggut melati yang terbawa oleh airmata
Hingga melati tak lagi mempunyai baunya
Hanya madu yang berceceran membasahinya
Tapi setelah itu Satu menemukan mawar berdarah di selangkangan
Mengerjai dan membauinya
Sayang setelah itu mawar berlalu dalam trotoar di bawah lampu sorot yang menelanjangi malam
Tak terhitung
Sepuluh
Seratus
Seribu
Sejuta
Dan berapa lagi?
Kupetik keperjakaan dalam isapan untuk Satu
Dan simpuhku pada rumpun melati
Mengingatkanku saat pertama Dia berbunga
Lalu ku seret Satu dam mematahkannya
Karna ku ingat Satu telah menggugurkan melati saat dia mekar

2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar