Awal juli lalu, ada sebuah panggung kecil dan botol-botol berserakan di tengah Fakultas Teknik Universitas Jember. Botol-botol itu bukanlah sampah, melainkan sumbangan dari berbagai kalangan untuk acara penggalangan dana. Acara yang dinamai Pesan Dalam Botol itu adalah upaya penggalangan dana yang dilakukan oleh Tamasya bersama beberapa komunitas dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Jember. Tamasya sendiri adalah nama sebuah band yang para personelnya berasal dari mantan mahasiswa pencinta alam.
Acara yang dimulai sejak pukul 19.00 WIB itu berlangsung sederhana, diisi dengan penampilan beberapa band dari kalangan mahasiswa ataupun komunitas. RZ Hakim atau biasanya dipanggil Masbro, salah satu personel yang mencetuskan ide acara Pesan Dalam Botol mengaku bahwa acara malam ini adalah penutup dari rangkaian pengumpulan botol dan penggalian dana. “Anggap saja ini sebagai penutuplah, entah apa namanya,” ungkapnya.
Sesuai dengan namanya Pesan Dalam Botol, penggalian dana ini dilakukan dengan menggumpulkan botol-botol kosong yang selanjutnya dijual dan beberapa buku bekas yang masih layak. Beberapa posko pengumpulan botol pun dibuka sejak tanggal 5 juni yang bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia. Masbro mengaku acara penggalian dana melalui pengumpulan botol bagi pendidikan ini diadopsi dari cerita Kota Jember pada akhir tahun 1950, bagaimana orang-orang Jember dulu mengumpulkan botol dan kelapa untuk perkembangan pendidikan di kota Jember.
Selain itu Pesan Dalam Botol adalah lanjutan dari acara sebelumnya yang sudah terlaksana, yaitu Tribute to Manusela, hasil kerja sama Tamasya dengan Blogger Hibah Sejuta Buku untuk membantu sekolah-sekolah yang membutuhkan di daerah Manusela. Tak hanya BloggerHibah Sejuta Buku, acara Pesan Dalam Botol juga didukung oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, beberapa komunitas di Jember, dan para pegiat di dunia maya.
Tak hanya di Jember, pengumpulan botol kosong dan penggalian dana juga dilaksanakan di Lumajang pada tanggal 4 juli 2012. Acara di Lumajang itu juga diramaikan dengan penampilan band-band indie dari Lumajang. Beberapa sumbangan pun juga datang dari kota-kota lain.
“Ada kiriman dari kawan-kawan punk dari Genteng, Banyuwangi. Sama ada dari seorang blogger asal Madura,” ungkap Masbro.
Acara yang hanya disebarkan lewat dunia maya dan dari mulut ke mulut ini mendapat banyak perhatian, walaupun berbarengan dengan rangkaian acara Bulan Berkunjung Jember (BBJ). Ulil Albab, salah satu mahasiswa yang hadir dalam acara malam itu mengungkapkan bahwa dia mengetahui acara itu dari jejaring sosial dan dari teman-temannya. Ulil juga mengungkapkan bagaimana di tengah hiruk pikuk acara BBJ masih ada beberapa orang yang mau meluangkan waktunya untuk berkumpul bagi kemajuan pendidikan Indonesia walaupun hanya dimulai dari hal kecil seperti botol.
Mengubah negeri
“Cara mengubah negeri ini adalah lewat pendidikan,” begitu ungkap Masbro. Pendidikan memang sasaran utama bagi uang hasil penggalangan dana lewat acara Pesan Dalam Botol dan juga acara yang telah sukses diadakan oleh Tamasya sebelumnya yaitu Tribute to Manusela.
Dana yang berhasil dikumpulkan dari Pesan Dalam botol rencananya akan disumbangkan ke beberapa sekolah yang membutuhkan di Aceh. Menurut Masbro ada ada beberapa sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) di Aceh yang membutuhkan perhatian lebih.
Pendidikan di Indonesia memang semakin maju tapi sayangnya masih banyak sekolah-sekolah di daerah tertentu yang masih membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah, contohnya di daerah Manusela yang menjadi sasaran bantuan dana dari acara Tribute to Manusela. Di Manusela masih terdapat sekolah yang gedungnya tidak layak untuk digunakan dan hanya ada seorang pengajar yang rela mengabdikan diri tanpa dibayar.
Melalui botol yang biasanya hanya menjadi sampah, acara Pesan Dalam Botol itu bisa menjadi awal dari perhatian kita terhadap pendidikan di Indonesia, juga menjadi langkah awal kita untuk semakin melek tentang pendidikan di Indonesia yang masih memerlukan banyak perbaikan.
Sekarang saatnya kita merubah yang semula kecil menjadi besar bagi pendidikan di Indonesia agar kita dapat menikmati pendidikan yang layak. “Semoga selanjutnya ada acara semacam Pesan Dalam Botol lagi, karena Tamasya lagi jatuh cinta dengan pendidikan,” ujar Masbro.
*Tulisan ini juga dimuat di kompas kampus selassa, 24 juli 2012 (tulisan ini diedit lagi untuk dimasukkan ke blog)