Jumat, 31 Desember 2010

Porongku, jangan menagis!

Saat saya melakukan perjalanan dari Lamongan menuju Jember, kemacetan yang sangat parah melanda daerah Porong, Sidoarjo. Beberapa kendaraan umum mogok dan menyuruh penumpangnya untuk menaiki kendaraan umum lainnya.
Tapi yang menarik bukanlah kemacetan itu, karena kemacetan di daerah Porong, Sidoarjo sudah lumrah akibat adanya luapan lumpur lapindo. Yang lebih menarik adalah orang-orang kampung yang banyak turun ke jalan sambil membawa kertas bertuliskan "petunjuk arah jalan pintas ke pasuruan-malang" sembari melambai-lambaikan tangannya ke arah mobil pribadi yang melintas. Mungkin saya baru pertama melihat kejadian seperti itu, para warga menjajakan diri sebagai penunjuk jalan pintas untuk menghindari kemacetan, akan tetapi saya tidak melihat ada mobil pribadi yang menyempatkan berhenti untuk mereka.
Sempat saya bertanya pada orang di sebelah saya, apakah hal semacam itu sudah sering di sini? sepertinya saya salah bertanya, karena orang di sebelah saya juga mengaku baru pertama melihat hal seperti itu.
Mungkin para warga mencari rejeki tambahan untuk keluarganya sembari menghabiskan tahun 2010 yang banyak diwarnai carut marut bencana ini.
"Porongku, jangan menangis, lukamu luka kami juga. Dulu Porong yang bersih dan tenang sekarang jadi panas dan gersang, semua gara-gara orang-orang, yang tak mau sadar akan alam"(kutipan dari lagu dari pengamen jalanan di bis jurusan surabaya-banyuwangi).

Minggu, 26 Desember 2010

pagi yang cerah untuk tahu yang gosong

Asap rokok memenuhi dapurku bergelut dengan asap kompor, dan suara 'sreng' penggorengan menemani hisapan demi hisapan rokok ku. Ibuk menggeliat menyalakan telefisi dan muncul duo keong racun yang memenuhi inci demi inci layar telefisi.
"dam, tahumu wes ta?" suara ibuk ku menjatuhkan rokok ku yg sedang menyala.
"Belum buk" kataku sembari mengangkat rokok.
Asap semakin memenuhi dapurku, ku kira asap rokok ku.
"dam, hpne sopo muni" (logat jawa tengah) suara bapak yang sedang mengayun tangan membuang kulit melon.
Ternyata itu hapeku yang mendapatkan pesan singkat dari seseorang.
"sayank, aq brangkat ya. .
LuV U. ." ternyata itu dari wanita yang paling ku cinta.
Sembari menyedot rokok aku membalas pesan itu.
"iya sayank, hati2 ya. .
LuV U to0. ."
kembali aku konsentrasi ke rokok ku yang tinggal separuh dan yang pertama untuk hari ini. Aku duduk didekat ibuk di ruang tengah dan tanpa kusadari ku cium aroma sedap yang membuat ibuk ku memekik.
"rokok mu iku lho!"
tapi kurasa itu bukan bau rokok, karena bau itu menyengat kedalam dada. Dan asap keluar dari dapur diikuti hentakan kakiku dan suara lirih bagai 'titi puspa' dari ibuku.
" TAHUUUUUUUUU"
Aku berlalu dari ruang tamu dan meloncat ke dapur.
Ternyata bau itu adalah bau tahu yang sudah hitam.
"gosong buk" kataku.
"koen iku" sambil melotot.

Ini bukan cerpen atau apa, apabila setelah membaca terjadi komplikasi silahkan hubungi tukang tahu terdekat.
NB: SEPURANE BUK, AKU GAG ISO MASAK.