Judul : Perempuan Kembang Jepun
Pengarang : Lan Fang
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Oktober 2006
Tebal : 288 hal
“Kaguya, semua sudah berlalu. Hidup bukan selau menoleh kebelakang, tapi justru selalu berjalan ke depan. Tidak ada yang perlu disalahkan. Tidak ada yang perlu dikenag. Semua ini hanya karena permainan Sang Hidup”
Lan Fangadalah salah satu penulis wanita yang produktif, tapi sayangnya pada tanggal 25 desember 2011 kemarin, dia membekaskan luka di ranah sastra Indonesia. Dia meninggal karena penyakit yang di deritanya.
Perempuan kembang jepun, adalah salah satu novel karya Lan Fang yang berbackgroud daerah pecinan di surabaya yang dulunya di pakai sebagai tempat hiburan bagi para tentara Jepang. Novel yang bercerita mengenai cinta yang bermacam-macam ini dibagi menjadi lima bagian serta lengkap dengan prolog dan epilog. Lima bagian dari novel kembang jepun ini dibagi menurut kehidupan tokoh-tokohnya, Lestari atau Kaguya, Tjoa Kim Hua atau Matsumi, Sulis, dan Sujono.
Cerita dalam novel Perempuan Kembang Jepun ini dimulai dengan kehidupan Sulis, seorang penjual jamu gendong di daerah Tanjung Perak. Sulis sering kali menjajakan jamunya untuk perempuan-perempuan yang ada di rumah bordir daerah Tanjung Perak, tapi lama kelamaan langganan Sulis bukan hanya para perempuan rumah bordir, dia juga menjajakan jamunya kepada para tukang becak yang mangkal di sepanjang daerah Kalimas Timur dan Kalimas Barat.
Akhirnya Sulis bertemu dengan Wandi, salah seorang tukang becak yang sering mangkal di daeranya berjualan jamu. Wandi yang selalu memberikan uang lebih ketika membeli jamu Sulis selalu mencuri-curi untuk memegang tubuh Sulis, akhirnya Wandi dan Sulis pun tenggelam dalam lautan birahi. Ketika wandi mengantar Sulis pulang dengan becaknya, Wandi berhenti ditengah jalan. Mereka akhirnya melakukan hubungan badan dan Wandi berhasil merenggut keperawanan Sulis.
Kegenitan dan kecentilan Sulis ketika berjualan jamu mempertemukannya dengan Sujono seorang kuli angkut kain di toko orang cina yang bernama Babah Oen. Sulis merasakan kenikmatan yang berbeda ketika berhubungan badan dengan Sujono di banding berhubungan badan dengan Wandi. Sulis pun hamil, dan dia lebih memilih Sujono sebagai ayah dari anak yang dikandungnya. Tapi Sujono tidak mau bertanggungjawab atas kehamilan Sulis, dia mengganggap anak yang dikandung Sulis adalah anak Wandi. Sulis tetap memaksa dan akhirnya Sujono dipaksa warga kampun menikahi Sulis, karena Sujono dianggap oleh warga kampung telah meniduri Sulis.
Pernikahan Sujono dan Sulis tidak berjalan harmonis, Sujono tidak mencintai Sulis dan dia hanya ingin menikmati tubuh Sulis, sampai akhirnya Sulis melahirkan seorang anak laki-laki yang dinamai Joko. Sujono tetap bersikukuh bahwa Joko bukan anaknya melainkan anak Wandi. Pertengkaran demi pertengkaran terjadi dalam rumah tangga Sulis dan Sujono. Sulis selau mengganggap Sujono tidak bertanggung jawab karena Sujono tidak mau mencari kerja lagi setelah dia keluar dari tokoh Babah Oen. Tapi Sujono tidak mau kalah, pukulan dan tendangan sering Sujono layangkan ke tubuh Sulis.
Sujono dengan rasa kesal dan marah karena desakan dari Sulis, memutuskan untuk kembali bekerja di toko Babah Oen. Ketika sudah mulai bekerja Sujono tidak sengaja bertemu dengan Matsumi karena Sujono selalu disuruh oleh Babah Oen untuk mengantarkan kain untuk wanita-wanita penghibur yang ada di tempat-tempah hiburan di sekitar daerah Kembang Jepun. Matsumi adalah seorang geisha asal Jepang yang dibawa ke Indonesia atas keinginan Shosho Kobayashi, seorang jendral Jepang yang bertugas di Indonesia. Matsumi diberangkatkan ke Indonesia dengan identitas Cina bernama Tjoa Kim Hwa, karena jika Matsumi berangkat ke Indonesia sebagai geisha dengan identitas Jepang itu sama halnya dengan menjelekkan nama Jepang.
Pertemuan yang tidak sengaja antara Matsumi dan Sujono membawa getar-getar asmara antara mereka berdua. Sujono yang tidak tahan lagi untuk bertemu dan mengobrol langsung dengan Matsumi akhirnya mencuri uang di toko Babah Oen, yang akibatnya dia dipecat dari toko itu. Sujono sengaja mencuri uang karena jika ingin bertemu dan berbicara langsung dengan Matsumi dia harus membayar mahal, dan akhirnya keinginanya terkabul. Matsumi dan Sujono pun akhirnya terlibat cinta, Matsumi selalu memberi uang kepada Sujono agar mereka berdua bisa bertemu.
Matsumi yang merasakan gairah yang sama seperti yang dirasakan Sulis ke Sujono, membuat Matsumi semakin mencintai Sujono. Sampai akhirnya Matsumi hamil dam memutuskan untuk keluar dari tempat hiburan milik Hanada San yang telah menampungnya sejak Matsumi datang ke Indonesia. Hanada San juga seorang warga Jepang yang dipercaya menjaga Matsumi oleh Shosho Kobayashi. Hanada San marah mendengan berita kehamilan Matsumi, Hanada San tidak memperbolehkan Matsumi hamil karena seorang geisha tidak boleh hamil dan merasakan cinta. Tapi Matsumi tetap besikukuh untuk keluar dari tempat hiburan Hanadan San dan ingin menikah dengan Sujono.
Hanada San marah besar terhadap Matsumi, pukulan dan tamparan diterima oleh Matsumi dari Hanada San, tapi Matsumi tidak melawan karena dia memang merasa bersalah, dia rela dipukul asal dia bisa hidup dengan Sujono. Akhirnya Matsumi dibiarkan pergi oleh Hanada San.
Sujono yang tahu bahwa Matsumi berhasil keluar dari tempat hiburan Hanada San sangat senang, karena dia bisa memiliki Matsumi seutuhnya. Matsumi pun membeli sebuah rumah dari hasil uang tabungannya selama menjadi geisha, dia melakukan segala aktifitasnya di dalam rumah dan hanya boleh keluar jika ditemani Sujono, karena Sujono tidak mau Matsumi digoda oleh orang lain. Sujono yang masih menghidupi Sulis dan Joko selalu mondar mandir, pagi sampai sore dia habiskan bersama Matsumi, sedangkan malamnya dia pulang ke rumah Sulis.
Semenjak bersama Matsumi, Sujono sudah tidak memikirkan pekerjaan, seharian dia bercinta dengan Matsumi dan selalu meminta uang kepada Matsumi untuk membiayai hidupnya dengan Sulis. Keseharian Sujono hanya mencumbu dan menemani Matsumi membuat orisuru (origami burung khas Jepang) sampai Matsumi melahirkan seorang putri cantik yang mereka beri nama Kaguya. Kaguya mempunya wajah yang cantik seperti ibunya, Sujono dan Matsumi sangat sayang kepada Kaguya.
Tapi Matsumi merasa Sujono semakin menjadi, karena Sujono tetap tidak bekerja dan selalu meminta uang kepada Matsumi. Tanpa disadari uang tabungan Matsumi menipis, dan Matsumi memutuskan untuk kembali bekerja ke tempat hiburan milik Hanada San. Tapi Sujono tidak mengizinkannya. Matsumi merasa kehidupannya semakin berubah, apalagi terdengar bahwa Jepang sudah dikalahkan oleh sekutu. Kehidupan Matsumi berubah, akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan Sujono karena dia mengganggap Sujono tak bisa memberikan kebahagiaan lagi kepadanaya.
Matsumi sebagai orang Jepang selalu merasa was-was, karena setelah Hiroshima dan Nagasaki terkena bom dari sekutu, Jepang merasa kalah. Dan semua orang Jepang yang ada di Indonesia dipulangkan kembali ke negaranya. Tapi Matsumi di Indonesia tidak memakai identitas Jepang, dia adalah orang Cina bernama Tjoa Kim Hwa. Matsumi yang merasa putus asa akhirnya datang ke kelenteng Boen Bio bersama Kaguya, tempat yang dianggap paling aman bagi penggungsi. Di sana Matsumi bertemu dengan Tuan Tan, salah seorang pengurus kelenteng. Tuan Tan akhirnya tahu bahwa Matsumi adalah orang Jepang dengan identitas samaran Tjoa Kim Hwa.
Kaguya yang tidak mempunyai identitas yang jelas akhirnya dititipkan oleh Matsumi di kelenteng Hok An Kiong, sebuah kelenteng yang mengurus anak-anak yang terlantar. Sedangkan Matsumi harus kembali ke Jepang. Sujono yang merasa kehilangan Matsumi dan Kaguya akhirnya mencari kemana-mana, dan akhirnya dia menemukan Kaguya di kelenteng Hok An Kiong. Sujono membawa Kaguya pulang kerumah Sulis, walaupun dia tahu pasti Sulis tidak akan menerimanya.
Di rumah Sulis Kaguya selalu menangis mencari Matsumi, Sulis yang tidak mau direpotkan oleh anak hasil selingkuh suaminya itu membentak-mentak Kaguya. Sedangkan Sujono kembali bekerja, karena dia harus menghidupi Kaguya yang sudah diganti namanya menjadi Lestari agar identits Jepang hilang dari Kaguya. Pagi sampai sore Sujono bekerja. Sedangkan di rumah, Lestari disiksa oleh Sulis. Sampai Lestari beranjak dewasa, suatu kejadian yang mengerikan terjadi padanya. Lestari diperkosa oleh kaka tirinya, Joko karena Lestari memang tumbuh sebagai seorang bidadari cantik. Sulis yang melihatnya kembali meyiksa Lestari. Lestari dianggap menggoda Joko.
Pukulan, jambakan, Cakaran didapatkan Lestari dari Sulis, sampai sebuah garpu berkarat menggerus muka Lestari. Sulis menggeruskan berkali-kali garpu berkarat itu ke muka Lestari. Lestari terkapar tak berdaya dengan wajah yang tak karuan. Sujono pulang dan disambut dengan melihat anaknya terkapar tak berdaya langsung menghajar Joko, tak lupa juga dengan istrinya Sulis.
Akhirnya Sujono memutuskan meninggalkan Sulis dan membawa Lestari ke rumah Matsumi. Sujono dan Matsumi hidup bahagia berdua, selama lima puluh tahun ingatan Lestari kepada Matsumi sedikit demi sedikit hilang. Karena Lestari sibuk mengurus bayi-bayi yang ada di rumahnya. Lestari mejadikan rumahnya panti asuhan yang mengasuh anak-anak terlantar. Bersama Sujono yang sudah tidak bisa bekerja lagi karena serangan struk laestari mengurus panti asuhannya.
Setiap hari Sujono hanya memandang matahari, membuat orisuru dan mengucap nama Matsumi. Lestari penasaran siapakah Matsumi. Sampai akhirnya Lestari bertemu lagi dengan Matsumi, karena anak angkat Lestari, Maya ingin menikah dengan Higashi seorang laki-laki asal Kyoto yang juga nak angkat Matsumi. Pertemuan itu pun membuka segala rasa penasaran Lestari terhadap Matsumi. Matsumi adalah ibu kandung yang telah meninggalkan dia di Indonesia.
Lestari sebagai ibu angkat Maya memutuskan untuk ikut mengantarkan anaknya ke Kyoto, tempat suami Maya tinggal. Dan di sana Lestari menghabiskan waktunya bersama Matsumi, mereka saling bercerita kehidupan mereka dan yang mengejutkan Lestari adalah pernikahan Matsumi dengan Takeda, seorang laki-laki Jepang yang ditinggal oleh istrinya setelah perang dunia ke II. Matsumi merasa rasa rindu dan cinta Sujono, ayahnya hanya bertepuk sebelah tangan.
Cerita dalam novel perempuan kembang jepun ini ditutup dengan kepulangan Lestari ke Indonesia, dan sebelum pulang ke Indonesia Takeda memberikan hadiah lukisan kepada Lestari. Didalam lukisan itu tergambar wanita Jepang lengkap dengan kimononya, dan Lestari memberi judul lukisan itu “Perempuan Kembang Jepun”.
Novel yang sangat mengharukan jika kita membacanya sampai selesai, karena dengan background penjajahan di Indonesia, Lan Fang mencoba menguak percintaan yang begitu mengenaskan. Bukan hanya cinta yang diceritakan Lan Fang dalam novelnya ini, kehidupan seks, uang, semangat, dan rasa nasionalisme bercampur dalam novel ini serta di ceritakan juga bagaimana kehidupan geisa di Jepang. Selain itu dalam novel ini pembaca juga di masukkan kedalam konflik cinta yang begitu pedih tapi novel ini juga bisa menyadarkan para pembacanya bahwa cinta yang hanya di dasari oleh seks dan uang tidak akan membawa kebahagiaan, melainkan cinta dengan kesederhanaan, tanggung jawab dan rasa kasih sayanglah yang akan bertahan dan berakhir bahagia.
Walaupun novel ini tidak diakhiri dengan happy ending, karena Lestari malah akan hidup sendiri di Indonesia setelah ditinggal Maya pergi ikut Higashi ke Kyoto. Lepas dari semua itu novel Perempuan Kembang Jepun ini begitu memikat dan pantas untuk dibaca oleh khalayak.