Jumat, 29 Juli 2011

Kata Maaf Yang Tertunda

Beberapa hari ini saya menerima banyak sekali pesan di handphone saya yang menyerukan permintaan maaf karena sebentar lagi bulan ramadhan akan datang. Entah apa yang ada di pikiran mereka yang mengirimkan pesan itu kepada saya, karena saya tidak membalas pesan-pesan itu, tidak bermaksud untuk menyombongkan diri atau tidak menghormati Tuhan dan datangnya bulan ramadhan, tapi menurut saya permintaan maaf melalu alat komunikasi seperti handphone itu kurang begitu sopan (apabila tidak ada keperluan yang mendesak). Mengapa kita tidak bilang langsung ketika kita berjumpa. Kemunculan handphone memang sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia di abad ke 20 ini, bagaimana tidak hampir separuh hidup kita tergantung oleh alat yang bisa “membodohi” kita setiap saat itu. Seperti salah satu teman saya yang mengatakan bahwa semua rahasianya ada di dalam handphonenya.
Saya di sini tidak bermaksud membahas alat yang setiap hari kita pegang itu (handphone), tapi saya bermaksud untuk membahas datangnya bulan ramadhan dengan diiringi oleh pesan-pesan permintaan maaf di handphone.
Perlukah permintaan –hanya- sebelum bulan ramadhan tiba? Bukan kah kita setiap hari perlu mengucapkan permintaan maaf?
Yah, tradisi meminta maaf sebelum bulan ramadhan ini mungkin sulit untuk di lepaska untuk pemeluk agama Islam. Tapi apakah tidak menjadi kesalah kaprahan ketika kita hanya mengucapkan permintaan maaf –hanya-ketika bulan ramadhan datang dan hari raya idul fitri? Kesalahan itu terus menerus dilakukan setiap tahun tanpa ada teguran dari siapapun.
Dengan alasan “kebali ke fitri” kita melaksanakan adat bermaaf-maafan hanya di bulan ramadhan dan di hari raya idul fitri, padahal kita mungkin bisa saja meminta maaf sebelum hari itu (hari raya idul fitri) tiba. Tuhan tidak akan menunda belas kasihannya sampai hari raya idul fitri, karena setiap hari kita di awasi oleh-Nya.
Mungkin adat bermaaf-maafan setiap hari raya idul fitri dan sebelum ramadhan tiba bisa kita rubah berawal dari diri kita sendiri, karena minal aidzin wal faidzin bukan hanya milik hari raya saja. Tapi mungkin kita tidak bisa menghilangkan adat bermaaf-maafan ketika hari raya idul fitri, tapi kita bisa mengucapkan kata maaf setiap hari kan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar