Minggu, 26 Desember 2010

pagi yang cerah untuk tahu yang gosong

Asap rokok memenuhi dapurku bergelut dengan asap kompor, dan suara 'sreng' penggorengan menemani hisapan demi hisapan rokok ku. Ibuk menggeliat menyalakan telefisi dan muncul duo keong racun yang memenuhi inci demi inci layar telefisi.
"dam, tahumu wes ta?" suara ibuk ku menjatuhkan rokok ku yg sedang menyala.
"Belum buk" kataku sembari mengangkat rokok.
Asap semakin memenuhi dapurku, ku kira asap rokok ku.
"dam, hpne sopo muni" (logat jawa tengah) suara bapak yang sedang mengayun tangan membuang kulit melon.
Ternyata itu hapeku yang mendapatkan pesan singkat dari seseorang.
"sayank, aq brangkat ya. .
LuV U. ." ternyata itu dari wanita yang paling ku cinta.
Sembari menyedot rokok aku membalas pesan itu.
"iya sayank, hati2 ya. .
LuV U to0. ."
kembali aku konsentrasi ke rokok ku yang tinggal separuh dan yang pertama untuk hari ini. Aku duduk didekat ibuk di ruang tengah dan tanpa kusadari ku cium aroma sedap yang membuat ibuk ku memekik.
"rokok mu iku lho!"
tapi kurasa itu bukan bau rokok, karena bau itu menyengat kedalam dada. Dan asap keluar dari dapur diikuti hentakan kakiku dan suara lirih bagai 'titi puspa' dari ibuku.
" TAHUUUUUUUUU"
Aku berlalu dari ruang tamu dan meloncat ke dapur.
Ternyata bau itu adalah bau tahu yang sudah hitam.
"gosong buk" kataku.
"koen iku" sambil melotot.

Ini bukan cerpen atau apa, apabila setelah membaca terjadi komplikasi silahkan hubungi tukang tahu terdekat.
NB: SEPURANE BUK, AKU GAG ISO MASAK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar