Saat saya melakukan perjalanan dari Lamongan menuju Jember, kemacetan yang sangat parah melanda daerah Porong, Sidoarjo. Beberapa kendaraan umum mogok dan menyuruh penumpangnya untuk menaiki kendaraan umum lainnya.
Tapi yang menarik bukanlah kemacetan itu, karena kemacetan di daerah Porong, Sidoarjo sudah lumrah akibat adanya luapan lumpur lapindo. Yang lebih menarik adalah orang-orang kampung yang banyak turun ke jalan sambil membawa kertas bertuliskan "petunjuk arah jalan pintas ke pasuruan-malang" sembari melambai-lambaikan tangannya ke arah mobil pribadi yang melintas. Mungkin saya baru pertama melihat kejadian seperti itu, para warga menjajakan diri sebagai penunjuk jalan pintas untuk menghindari kemacetan, akan tetapi saya tidak melihat ada mobil pribadi yang menyempatkan berhenti untuk mereka.
Sempat saya bertanya pada orang di sebelah saya, apakah hal semacam itu sudah sering di sini? sepertinya saya salah bertanya, karena orang di sebelah saya juga mengaku baru pertama melihat hal seperti itu.
Mungkin para warga mencari rejeki tambahan untuk keluarganya sembari menghabiskan tahun 2010 yang banyak diwarnai carut marut bencana ini.
"Porongku, jangan menangis, lukamu luka kami juga. Dulu Porong yang bersih dan tenang sekarang jadi panas dan gersang, semua gara-gara orang-orang, yang tak mau sadar akan alam"(kutipan dari lagu dari pengamen jalanan di bis jurusan surabaya-banyuwangi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar