: Ririn Rohmawati
Kumulai permainan dengan hunusan senja
segalanya terasa terlahir kembali
nasibku yang lembab yang juga terasa tak pernah ramai
Diantara kedua matamu
ku melihat kakimu hendak melangkah menjauh
Jangan pergi Rin!
Bukankah kita pernah berjanji
menutup mata hingga gelap merangsang ingatan?
pernah juga kita sebutkan nama-nama calon nyawa yang akan keluar dari rahimmu
Jangan pergi Rin!
Mengapa kau begitu membenci malam?
mungkinkah kau pernah mengutuk dirimu jadi siang tanpa malam?
sekali lagi jangan pergi rin!
aku akan ajak kau memperkosa malam dengan ketakutanmu
Tetaplah disini Rin!
mengutuk malam menjadi batu seperti maling kundang yang tak sengaja durhaka.
Kumulai permainan dengan hunusan senja
segalanya terasa terlahir kembali
nasibku yang lembab yang juga terasa tak pernah ramai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar