Minggu, 24 Juli 2011

Kemacetan Yang Kutunggu


 Tak seperti biasanya, jalanan Porong yang biasanya macet hari itu rabu (20/07) lenggang dan lancar tanpa ada gangguan kemacetan. Kemacetan yang biasanya mengganggu perjalanan kita ketika melewati porong memang  membuat beberapa orang emosi, apalagi bagi penumpang yang sedang terburu-buru.
Tapi para pedagang asongan dan pedagang keliling seperti mendapat beban yang sangat berat, wajah mereka lesu terlihat tak bersemangat. Ternyata kelancaran lalu lintas membuat pekerjaan mereka terhambat dan penghasilan mereka menurun. “Kalau tidak macet, jualan kita tidak bisa laku soalnya tidak ada kendaraan yang berhenti untuk membeli dagangan kita”. Ujar Pak Nursalim seorang pedagang minuman. Ternyata kelancaran  lalu lintas benar-benar berpengaruh terhadap penghasilan mereka sehingga mereka harus bekerja hingga larut malam demi segenggam beras untuk keluarga mereka.
images from google : kemacetan yang biasa terjadi di sekitar porong 



Beberapa kondektur bis yang sudah kenal dengan beberapa pedagang asongan juga tak bisa berbuat apa-apa karena mereka harus mengejar setoran bis mereka. Bukan hanya Pak Nursalim yang merasa penghasilan mereka menurun, ada Ibu Wagirah yang harus rela berjualan hingga jam 11 malam agar bisa membeli susu bagi anaknya ketika lalu-lintas di sekitar Porong lancar. “Biasanya kalau macet jam empat sore sudah habis dagangan saya mas, tapi kalu lancar gini yah harus nunggu sampai dagangan habis baru bisa pulang”.
Kelangsungan hidup para pedagan asongan memang tergantung  pada laku atau tidak lakunya dagangan mereka, jadi mereka harus merelakan waktu tidur, dan bersantai mereka agar dagangan mereka habis.  Kemacetan yang sering terjadi diporong disebabkan oleh perbaikan tanggul semburan lumpur Lapindo. Kemacetan terjadi hampir setiap hari di daerah itu, sehingga mengakibatkan banyak permasalahan seperti : telatnya kedatangan kereta, kecelakaan dan kejadian lalu lintas lainya.
images from google : seorang ibu-ibu yang sedang berjalan di atas tanggul semburan lumpur lapindo 


Semburan lumpur yang di akibatkan karena meledaknya pipa gas Lapindo tidak hanya berdampak pada kemacetan di sekitar Porong, tapi juga mengakibatkan rumah-rumah penduduk teggelam oleh semburan lumpur. Protes besar-besaran yang digalang warga dan dibantu oleh Organisasi-Organisasi setempat untuk menyudutkan Bakrie selaku pemilik Lapindo, tapi hal itu hanya membuahkan hasil yang tidak memusaskan karena banyak warga yang mengaku ganti rugi yang diberikan oleh pihak lapindo tidak sepadan dengan kerugian yang mereka derita.
Meledaknya pipa gas lapindo adalah kejadian yang luar biasa di Indonesia, karena sampai sekarang semburan itu belum juga berhenti dan penanggulangan yang dilakukan hanya sebatas membuat tanggul setinggi-tingginya di sekitar pusat semburan.

Semburan lumpur Lapindo tidak hanya menjadi sebuah bencana alam yang merugikan tapi untu beberapa orang yang pintar memanfaatkannya, itu bisa menjadi lumbung uang yang lumayan.

2 komentar:

  1. hloh, serasa buka blog-ku sendiri..
    kaget waktu pertama kali buka
    ternyata template kita sama...
    hmm, apa tulisan ini terinspirasi ketika kau sedang melintas di sana sadam...
    hmm,,nice..
    inspiratif sekali..

    BalasHapus
  2. iya mbk..
    pas aku balik ke jember...
    pedagang asongannya curhat soalnya..

    templatenya sam yah mbk... tak cri yang lain kalo gitu hehehe..

    BalasHapus