Saya lupa kapan terakhir kali
saya meneteskan airmata bahagia, atau bahkan saya sudah lupa bagaimana
menangisi kebahagiaan. Tapi malam ini (sabtu, 15/12/12) entah kenapa airmata
begitu mudah menderas dari kelopak mata ketika memandang mata seseorang yang
ada di depanku, dekat sekali di depanku.
Mata itu adalah mata seorang
wanita yang begitu lembut, mata seorang penerjemah luka, saya tahu itu. Tapi
disitulah kenapa saya begitu menyayanginya. Saya seorang yang bisa membaca luka
itu dari pandangannya. Saya juga tahu bahwa dia adalah wanita yang begitu
menghargai pasangannya, dan tentunya saya begitu beruntung menjadi pasangannya.
Malam ini begitu berbeda dibanding
malam-malam sebelumnya ketika kami bersama. Malam itu saya menjadi seorang yang
benar-benar cengeng, saya menangis, saya seorang lelaki yang tak bisa menahan
airmata. Dia bertanya tentang satu kalimat yang ada dalam surat yang saya
tuliskan untuknya. “perasaan
yang begitu aneh setelah membaca postingan terakhir di blogmu.” Dan saya tak bisa menjawabnya
karena saya tak bisa menerjemahkan perasaan aneh itu dalam kata, ah kenapa saya
begitu melankolis. Pada saat itu saya hanya bisa memandang matanya begitu dalam
dan tanpa saya sadari airmata sudah merembes di sekitar mata saya. Saya malu benar-benar
malu padanya, tapi itu bukan airmata sedih melainkan airmata karena saya begitu
bahagia memilikinya. Saya bahagia bisa menjadi seorang yang menggandeng
tangannya dan membelai lembut rambutnya.
Malam ini saya bisa menangis
bahagia karenanya, karena seorang perempuan yang saya sayangi. Terimakasih
sayang, terima kasih karena kau, cinta menjadi sebuah penghargaan yang begitu
besar. Karena kau juga airmata ini menjadi sebuah kenangan yang indah dengan
rasa sayang yang saya percayai begitu besar.
Saya yakin dia tentunya begitu
menyayangi saya dengan pandangan mata yang begitu dalam itu dan semua perasaan
aneh itu pun segera hilang. Saya yakin dan percaya bahwa dia adalah pasangan
yang begitu hebat, dia adalah perempuan yang kuat, saya percaya itu. Saya ingin
merasakan kehidupan masa depan dengannya, saya tidak hanya berangan tapi saya
akan berusaha. Tak ada luka lagi bagi
keterasingan dalam hidup ini. Dan pada malam yang sama saya menuliskan sebuah
sajak, sehabis menyeruput kopi di cak ipul. Sajak tentang keterasingan dan
tentunya tentang kehidupan.
HidupLalu kita hirup aroma kehidupan, bersama ngilu nasibJuga berjuntai-juntai kenanganYang tak pernah habis di makan hariAtau bahkan tahunNamun tak ada yang lebih kejamSelain bersanding dengan kesalahanJuga kelindan penyesalanHidup tak perlu melulu mendaki gelisahSebab setelahnya adalah sajak-sajak yang kelamYang kita panggil sebagai-keterasingan11/12/12
Ah, pasanganku tentunya kita akan
berjalan bersama, bergandengan tangan dalam keterasingan hidup ini. Saya yakin
hidup masih sebagai kesunyian masing-masing. Juga airmata ini adalah kemenangan
yang menghapus segala perasaan aneh yang kurasakan. Sekali lagi terima kasih
perempuanku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar