Emak, apakah kau masih setia dengan bapak?
Dan sudahkah kau belikan sepetu untu surti?
Dia ingin sekali sepatu yang bebas dari angin dan air yang telanjang di jalan
Bapak juga ingin kau mengenangnya mak.
Emak, seandainya dulu aku hanya lulusan SD
Lebih baik aku tinggal di desa
Bersama mu dan surti
Sambil mengenang dukun yang membuahimu menjadi aku
Yang belum sempat ku sebut bapak
Emak, sekarang aku di sini karna mu
Karna keringatmu yang mengucur membiayaiku
Sekarang aku jadi orang hebat mak
Yang bisa menonton bioskop film perang dikotaku
Emak, apakah kau masih ingat denganku?
Anakmu yang dulu lusuh
Yang kau ajak ke sawah menuai peluh
Emak ini aku anakmu
Yang sudah jadi orang kaya
Yang bisa menjelajah setiap jengkal tubuh pertiwi
Dan bisa menik mati kursi tertinggi
Emak, aku benar-benar ingin memelukmu
Kembali ke sawah dan mengusap peluhmu
Menggantikan kerjamu
Sembari merajut senyum untukmu
Emak, aku ini anakmu yang dulu
Tapi kenapa kau tak merinduku
Bahkan tak mengingatku
Emak, beras sudah kumahalkan
Agar kau bisa jual hasil panen dengan senyum
Tak perlu lagi merayu tetangga
Dan menjadi tabungan tukang sayur
Emak, aku kirimkan sebuah surat dan uang untukmu
Tapi yang ku terima berita kematianmu
Kau bunuh diri karna tak kuat membeli sembako
Emak, aku ingin memelukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar